Sebelumnya aku sering bilang kalau 2016 ini ntah mengapa tahun yang sangat berat untukku.
Mungkin tahun monyet ini memang bertentangan dengan shio ku yang notabene shio anjing. Bertubi-tubi masalah yang aku hadapi di tahun ini.
Mulai jatuh dari motor yang menyebabkan mukaku bengkak, kakiku lecet dan terjepitnya saraf di pergelangan tangan kananku.
Tak hanya itu, sebulan kemudian aku kembali jatuh dari motor yang menyebabkan betisku terkena knalpot. Sedih banget tiap melihat bekas lukanya.
Jatuh terpeleset, jatuh dari kamar mandi pun sudah berapa kali aku alami di tahun ini.
Daannn...
masalah yang paling berat itu datang ketika bapak jatuh sakit dan akhirnya pergi meninggalkanku untuk selamanya. Hancur? pasti. Perih? sangat. Sakit? teramat dalam. Hingga sekarang, selama 21 tahun hidupku, duka kehilangan orang tua ini lah yang sangat sangat teramat perih aku rasakan. No words could explain it.
Mungkin tahun monyet ini memang bertentangan dengan shio ku yang notabene shio anjing. Bertubi-tubi masalah yang aku hadapi di tahun ini.
Mulai jatuh dari motor yang menyebabkan mukaku bengkak, kakiku lecet dan terjepitnya saraf di pergelangan tangan kananku.
Tak hanya itu, sebulan kemudian aku kembali jatuh dari motor yang menyebabkan betisku terkena knalpot. Sedih banget tiap melihat bekas lukanya.
Jatuh terpeleset, jatuh dari kamar mandi pun sudah berapa kali aku alami di tahun ini.
Daannn...
masalah yang paling berat itu datang ketika bapak jatuh sakit dan akhirnya pergi meninggalkanku untuk selamanya. Hancur? pasti. Perih? sangat. Sakit? teramat dalam. Hingga sekarang, selama 21 tahun hidupku, duka kehilangan orang tua ini lah yang sangat sangat teramat perih aku rasakan. No words could explain it.
Bukannya menolak takdir Allah, tapi aku masih ngga percaya bapak secepat ini meninggalkanku.. aku yang terlalu egois menganggap dia akan selalu ada untukku.. tempatku mengadu.. orang yang selalu akan membelaku dan menyanyangiku bagaimanapun keadaanku dan kesalahanku kepadanya.. dia yang teramat sangat selalu berusaha mengabulkan permintaanku, membahagiakan ku walau dalam kondisi nya yang seharusnya sudah tak pantas lagi untuk bekerja.
3 tahun bapak stroke. Tapi bapak tetap bekerja. Bahkan beberapa hari sebelum bapak jatuh, bapak masih mengendarai motor untuk mengantar barang dan membawa pulang AC. Meskipun langkah bapak sudah terseok-seok. Kemudian bapak kabulkan permintaanku. Bapak buatkan kipas angin dari ac tersebut. Bapak selalu mengabulkan permintaanku.
Tapi aku belum sempat membahagiakan bapak dan mengabulkan permintaan bapak. Ya, bapak sangat ingin pergi ke Jajanan Bandung. Aku tau bapak tidak begitu tertarik dengan kuenya. Tapi bapak ingin melihat suasana cafe tersebut. Aku menolak mengantarkan bapak kesana dengan alasan aku malu karena belum mandi. Maafkan adek, pak.
Tapi setidaknya aku lega karena sebelum nya aku melihat bungkusan Jajanan Bandung itu dirumah. Mungkin bapak sudah menyuruh sesorang untuk membelikannya. Begitu banyak hal yang belum kulakukan untuk bapak.
Bapak belum sempat melihatku menjadi seorang sarjana. Keinginanku untuk foto berdua sama bapak dengan menggunakan toga pupus sudah. Aku bahkan belum pernah mengucapkan selamat ulang tahun kepada bapak. Niatku yang tahun ini ingin membelikan bapak kue ulang tahun tidak akan pernah terwujud. Berat rasanya hidup ini tanpa bapak.
Air mata ku tak berhenti meleleh ketika mengetik postingan ini. Hanya doa yang mampu menunjukkan betapa aku menyayangi mu, pak....
May ALLAH love him forever..
In memoriam my beloved father,
3 tahun bapak stroke. Tapi bapak tetap bekerja. Bahkan beberapa hari sebelum bapak jatuh, bapak masih mengendarai motor untuk mengantar barang dan membawa pulang AC. Meskipun langkah bapak sudah terseok-seok. Kemudian bapak kabulkan permintaanku. Bapak buatkan kipas angin dari ac tersebut. Bapak selalu mengabulkan permintaanku.
Tapi aku belum sempat membahagiakan bapak dan mengabulkan permintaan bapak. Ya, bapak sangat ingin pergi ke Jajanan Bandung. Aku tau bapak tidak begitu tertarik dengan kuenya. Tapi bapak ingin melihat suasana cafe tersebut. Aku menolak mengantarkan bapak kesana dengan alasan aku malu karena belum mandi. Maafkan adek, pak.
Tapi setidaknya aku lega karena sebelum nya aku melihat bungkusan Jajanan Bandung itu dirumah. Mungkin bapak sudah menyuruh sesorang untuk membelikannya. Begitu banyak hal yang belum kulakukan untuk bapak.
Bapak belum sempat melihatku menjadi seorang sarjana. Keinginanku untuk foto berdua sama bapak dengan menggunakan toga pupus sudah. Aku bahkan belum pernah mengucapkan selamat ulang tahun kepada bapak. Niatku yang tahun ini ingin membelikan bapak kue ulang tahun tidak akan pernah terwujud. Berat rasanya hidup ini tanpa bapak.
Air mata ku tak berhenti meleleh ketika mengetik postingan ini. Hanya doa yang mampu menunjukkan betapa aku menyayangi mu, pak....
May ALLAH love him forever..
In memoriam my beloved father,
Guntano Koetjipto
(10 September 1957 - 25 April 2016)